3.1.j.1. Blog Rangkuman Koneksi Antar Materi - Modul 3.1



Rangkuman Koneksi Antar Manteri
Modul 3.1 
Pendidikan Guru Penggerak

Penulis : Dewi Rorowulan, S.Pd

        Pada modul 3.1 ini saya mempelajari pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin. Modul ini memberikan pengalaman terbaik bagi saya bagaimana cara pengambilan keputusan yang sesuai sebagai seorang pemimpin. Kita sering kali mengalami beberapa pilihan yang sama sama baik dan sama sama harapan yang kita inginkan. Akan tetapi kita harus memilih salah satu dari kedua pilihan tersebut, ini lah yang dimaksud dengan dilema etika. Proses pengambilan keputusan harus menggunakan langkah-langkah agar tidak melanggar norma dan etika. Ada 4 paradigma pengambilan keputusan yaitu:
  1. Individu lawan kelompok
  2. Kebenaran lawan kesetiaan 
  3. Jangka pendek lawan jangka panjang
  4. Keadilan lawan kasihan
        Ke-4 paradigma pengambilan keputusan tersebut merupakan 2 pilihan yang sering dihadapkan oleh kita sebagai bentuk kasus dilema etika atau bujukan moral.

        Kita juga sering kali mengambil keputusan dengan berpikir terlebih dahulu lalu kita kaji apakah keputusan yang kita ambil apakah sudah tepat, adakah pihak pihak yang dikorbankan? itu merupakan salah satu hal yang terlintas dalam pikiran kita ketika hendak mengambil keputusan. Sehingga ada 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu:
  1. Berpikir berbasis hasil akhir
  2. Berpikir berbasis peraturan
  3. Berpikir berbasis rasa peduli
        Melengkapi proses pengambilan keputusan ada 9 langkah proses pengambilan keputusan, sebagai bahan pertimbangan yaitu:
  1. Menggali nilai-nilai bertentangan: ketika dihadapkan oleh sebuah dilema kita harus mengkaji apakah tindakan atau keputusan tersebut sesuai dengan norma, etika dan nilai-nilai kebajikan yang kita yakini.
  2. Menemukan siapa yang terlibat: ketika menemukan kasus kita harus dapat menganalisa dan mengkonfirmasi kepada pihak-pihak yang bersinggungan dan menentukan siapa yang sebenarnya yang terlibat dalam kasus tersebut.
  3. Mengumpulkan fakta: dengan mengumpulkan data sesuai dengan data kita dapat mengumpulkan bahan pengujian.
  4. Pengujian benar atau salah : (uji ilegal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, uji panutan atau idola): fakta yang kita dapat selanjutkan kita uji, apakah sudah sesuai dengan salah satu uji di atas, atau malah menemukan keadaan yang salah.
  5. Pengujian paradigma benar atau salah : selanjutnya kita dapat mengidentifikasi hasil di atas menggunakan  - Individu lawan kelompok (individual vs community) - Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)  - Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)  - Jangka pendek lawan  jangka panjang (short term vs long term)  
  6. Prinsip pengambilan keputusan : data hasil pengujian di atas kita jabarkan kedalam prinsip pengambilan keputusan (berpikir berbasir hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, berpikir berbasis rasa peduli).
  7. Investigasi opsi Trilema: ketika kita mengambil sebuah keputusan sering kali kita berpikir kembali apakah pilihan tersebut sudah sesuai. secara tidak sengaja muncul penyelesaian masalah secara kreatif yang muncul dalam benak.
  8. Buat keputusan: pada tahap ini kita sudah dapat memberikan keputusan sesuai dengan moral
  9. Tinjau kembali keputusan anda dan refleksikan: pada tahap ini kita sudah membuat suatu keputusan terbaik dari yang baik atau yang baik dari yang buruk. buatlah kesimpulan refleksi keputusan kenapa pilihan tersebut yang kita pilih.
        Setelah mempelajari proses pengambilan keputusan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan ternyata pengambilan keputusan bukan hanya dilakukan oleh pemimpin atau kepala sekolah saja, seorang guru juga merupakan pemimpin pembelajaran yang terkadang harus mengambil keputusan yang bijak dalam kelasnya. 

        Keterkaitan Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin dengan Modul 1 Paradigma dan Visi Guru Penggerak dan Modul 2 Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid.

        Saya akan memaparkan keterkaitan modul 1, 2 dan 3 untuk memperkuat pengetahuan yang saya pelajari. Modul 1 Paradigma dan visi Guru Penggerak di dalam modul ini saya mempelajari:
  1. Refleksi Filosofi Pendidikan KHD : pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Guru sebagai seorang pembelajar ibarat seorang petani  yang menanam padi. Dimana, petani tidak dapat  menentukan arah tumbuh padi. Yang dapat dilakukan  petani agar mendapat hasil maksimal adalah dengan  menuntun tumbuhnya padi dengan perlakuan seperti  memberi pupuk, mencukupi air, membasmi hama  padi, dan sebagainya.
  2. Nilai dan Peran guru Penggerak : sebagai guru penggerak saya harus memiliki 5 nilai yang wajib dimiliki oleh guru penggerak yaitu; Berpihak pada murid, Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, dan Inovatif. Nilai-nilai tersebut harus di implementasikan dalam peran guru penggerak
  3. Visi Guru Penggerak : sebagai guru penggerak harus memiliki visi agar memiliki tujuan yang terarah. Selain visi diri guru penggerak juga harus mampu merancang visi sekolah melalui paradigma inkuiri apresiatif (IA)
  4. Budaya Positif : merupakan kebiasaan baik yang sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang sudah dilaksanakan melalui keyakinan sekolah dan keyakinan kelas. Guru juga harus dapat menerapkan segitiga restitusi dalam menyelesaikan kasus siswa.
        Dalam modul 2 Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid saya mempelajari:
  1. Memenuhi Kebutuhan Dasar Murid melalui Pembelajaran Berdiferensiasi: praktik pembelajaran dengan pendekatan berdiferensiasi memiliki peranan yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan dasar murid. Agar dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru dapat merencanakan pembelajaran sesuai dengan gaya belajar, minat dan bakat murid
  2. Pembelajaran Sosial Emosional : berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis
  3. Coaching untuk Supervisi Akademik : coaching dalam Pendidikan selain bertujuan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid, supervisi akademik juga bertujuan untuk pengembangan kompetensi diri dalam setiap pendidik di sekolah. Pelaksanaan coaching di sekolah juga memiliki fungsi sebagai komunikasi pembelajaran antara guru dan murid

        Kilas pandang mengenai modul-modul yang telah saya pelajari pendidik merupakan seorang aktor dalam proses pendidikan. Peran pendidik menciptakan sekenario pembelajaran yang berpihak pada murid yang berbasis sosial budaya dan kompetensi sosial budaya anak. pendidik bukan hanya aktor tetapi juga seorang sutradara yang mampu merancang proses pendidikan. Sutradara merupakan seorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab dalam pengambilan sebuah keputusan, sama hal nya dengan seorang guru. Guru harus dapat mengambil keputusan atas kasus-kasus dilema etika atau bujukan moral yang terjadi di lingkungan sekolah. Pengambilan sebuah keputusan sesuai dengan landasan filosofi pendidikan menurut KHD. Dengan berpegang teguh pada kekuatan kodrat anak guru tersebut memiliki nilai dan menjalakan perannya sebagai guru penggerak. Nilai dan Peran guru penggerak di Implementasi dalam penerapan nilai-nilai kebajikan di sekolah. Guru dapat memutuskan dilema kelas melalui kesepakatan kelas. Dalam memenuhi kebutuhan murid melalui kesepakatan kelas yang berpihak pada murid, guru juga menerapkan pembelajaran berdiferensiasi sehingga murid dapat belajar sesuai dengan sekenario pembelajaran yang telah dirancang oleh guru. Sekenario pembelajaran merupakan suatu proses pemenuhan kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasi emosi (EQ). Untuk dapat mengambil keputusan yang bijak dalam menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid guru dapat melakukan coaching atas permasalahan atau rendahnya motivasi dan hasil belajar murid. Coaching yang dilakukan bertujuan untuk menggali minta dan gaya belajar murid sehingga guru dapat menyelesaikan permasalahan dan mengambil keputusan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan.
        Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa proses pengambilan keputusan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan selalu di terapkan dalam aksi nyata modul 1 dan modul 2. Hal ini menggambarkan bahwa adanya koneksi keterkaitan antar materi yang saling menguatkan setiap kompetensi.


Terimakasih

Sebagai bentuk apresiasi, saya memohon Bapak/Ibu berkenan memberikan posting komentar. Silahkan Scroll paling bawah untuk menemukan posting komentar!


Subscribe to receive free email updates:

12 Responses to "3.1.j.1. Blog Rangkuman Koneksi Antar Materi - Modul 3.1"

Anonim mengatakan...

Semangat terus belajar mamibu.. <3

Anonim mengatakan...

Luar biasa, sangat menginspirasi semangat Bu Roro !!

Anonim mengatakan...

MantapπŸ‘, terus dikembangkan bu

Ulfah Eny Hastuti mengatakan...

Wow keren, Bu Wulan πŸ‘πŸ‘

Dewi mengatakan...

πŸ”₯πŸ”₯πŸ”₯

Arrianti mengatakan...

Sangat luar biasa Bu wulan

Esti NN mengatakan...

Luar biasa, lanjutkan Bu..

ALINDJ mengatakan...

Menyala bunda wulan

NUNING HIDAYATI mengatakan...

Sangat bermanfaat menginspirasi

Fyea_mardiana mengatakan...

Uhuuuy, menginspirasi dan memotivasi. Lanjutkan

Eka Novita mengatakan...

Mantap ,Bu Dewi sangat mengispirasi

NUNING HIDAYATI mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.